Home / Indonesia / Tips / Travel Note

Bono, Live in Pelalawan

Pelalawan adalah satu-satunya destinasi selancar di Indonesia yang tidak mengandalkan pantai. Alih-alih, kabupaten di sisi timur Sumatera ini menyuguhkan sungai. Ombak coklatnya bergulung-gulung dengan ketinggian hingga empat meter, sangat menantang bagi surfer sejati.

Image

Sungai ajaib itu bernama Kampar. Lokasinya di kecamatan Kuala Kampar, sekitar tiga jam dari Pangkalan Kerinci, Ibukota Pelalawan. Sementara ombaknya dijuluki Bono, nama yang mengingatkan kita pada vokalis grup rock U2 dari Irlandia. Dari Pekanbaru, usai melewati jalan mulus selama 90 menitmenuju Pangkalan Kerinci, medan berubah ekstrem. Setelah tiga jam, akhirnya sampai di Teluk Meranti, basis surfer di dekat sungai.

Secara umum, Kampar menawarkan tiga jenis ombak : mellow (pelan), hollow(cepat) dan barrel (pembentuk lorong). Kehadiran ketiganya sangat tergantung musim dan bulan.

Ombak di Kampar lahir dari fenomena alam yang sepenuhnya unik: benturan air dari Selat Malaka, Laut Cina Selatan dan Sungai. Hasilnya adalahgulungan air yang melebar hingga dua kilometer. Secara ilmiah, ombak ini disebut tidal bore.

Bono bisa ditemukan setiap bulan. Puncaknya adalah akhir tahun, persisnya di musim angin barat, saat ketinggian mencapai enam meter. Tapi itu dulu. Pelebaran badan sungai dan pedangkalan telah menyusutkan ketinggian ombak hingga empat meter.

Ombak favorit di Kampar disebut ‘seven ghost’. Sesuai namanya, ombak ini berlapis tujuh, walau kadang lebih. Bono bisa hadir ng siang maupun malam hari, dan mencapai titik teretingginya saat purnama dimana gravitasi bulan menyedot permukaan air. Penduduk di sekitar Kampar sudah terbiasa menghadapinya. Agar tidak kebanjiran, rumah mereka di desain berbentuk rumah panggung. Sebagian orang bahkan memanfaatkanbono sebagai wahana hiburan.. Sebelum tahun 1990, masyarakat yang bernyali tebal kerap memacu perahunya ke lidah ombak dalam permainan local yang disebut Bekudo Bono (berkuda diatas Bono).

Image

Bono di Pelalawan mulai tertangkap radar peselancar internasional 2008. Antony, pria asal Perancis menemukan foto-foto Bono yang diunggah ke internet oleh staf program konsevasi harimau Sumatera di 2006. Dia mempelajarinya, menggali informasi, lalu terbang ke Indonesia di September 2010 sebagai peselancar asing pertama yang menjajalnya. Ombak tertinggi yang pernah dicatatnya mencapai empat meter dengan kecepatan 40-50kilometer per jam. Ombak itu meluncur sejauh 26km mengikuti  aliran sungai.

Bono kian bergema di tingkat nasional setelah Pemkab Pelalawan mempromosikannya lewat ajang Deep & extreme Indonesia 2012 di Jakarta. Bono bukan satu-satunya daya tarik Pelalawan. Di ibukotanya, Pangkalan Kerinci, tersedia banyak makanan lezat yang layak dicoba.  Kerap Usai mengendarai ombak, para tamu asing kerap dijamu di halaman gedung serba guna lewat pagelaran seni traedisional.

Sumber: Majalah Jalanjalan, edisi September 2012

Leave a comment